Sunday, April 15, 2018

Cewek Bokingan Profesional

Cewek Bokingan Profesional
Kenalkan namaku Santi. Umurku 24 th.. Statusku bertemumi dengan 2 orang anak. Pekerjaanku cewe bokingan. Namun tunggu dulu, janganlah mencelaku dahulu. Saya bukanlah cewe bokingan kelas Kramat Tunggak terlebih Monas di Jakarta atau Gang Dolly di Surabaya. 

Saya seseorang cewe bokingan profesional. Oleh karenanya tarip penggunaan saya juga mahal. Untuk “short play” sebesar US$ 200, dengan uang muka US$ 100 dibayar waktu pencatatan pesanan serta kekurangannya mesti dilunasi sebelumnya pemakai layanan saya sebelumnya menaiki badan saya. 

Tuturnya, sebelumnya kunci kamar tempat berlangsungnya permainan dikunci. “Short play” berjalan 1 jam, paling lama 3 jam, bergantung stamina customer. Bila setelah 1 jam, telah terasa raih, serta tidak mempunyai sekali lagi kemampuan untuk ereksi, terlebih untuk ejakulasi, berarti permainan telah selesai. 


Semuanya perjanjian ini tertulis dalam tata langkah penggunaan badan atau tuturnya sekali lagi tata langkah persewaan kemaluan saya. Ini telah pendapatan bersih, telah adalah “take home pay”. Saya tidak ingin tahu masalah sewa kamar, minum, makan malam dsb. 

Semuanya ketentuan ini saya bikin dari hasil pengalaman jadi cewe bokingan sepanjang 3 th. (saya punya niat berhenti jadi cewe bokingan dua th. sekali lagi, apabila modal saya telah cukup). Saya tidak sempat diskriminasi, apakah konsumen saya itu seseorang petinggi atau konglomerat. Pokoknya ada uang kemaluan saya terhidang, tidak ada uang silahkan hengkang. 

More money more service, no money no service. Umumnya beberapa berlangganan yang telah ngefans benar pada saya masih tetap berikan panduan. Sesudah persetubuhan usai, saya juga akan bertanya, “Bapak (atau Mas) senang dengan service saya? ” Jawabnya dapat beberapa macam. “Luar umum! ” menyebutkan sekian sembari menggelengkan kepalanya. 

Atau ada yang menganggukkan kepala, “Biasa! ”. Namun ini yang seringkali, tanpa ada berkata sepatahpun memberi lembaran beberapa ratus beberapa ribu dua atau tiga lembar. Untuk tarip “long-play atau “all night, bergantung perjanjian saja, tetapi akan tidak kurang dari enam ratus dolar. Itu mengenai tarip. 

Saat ini mengenai service. Saya juga akan menuruti apa sajakah yang disuruh oleh pelanggan (customer) sepanjang hal tersebut tidak mengakibatkan kerusakan atau menyakiti badan saya atau badan pelanggan. Dengan mulut, oke, demikian halnya mandi kucing atau mandi susu yakni memijati badan pelanggan dengan buah dada saya yang putih serta montok, juga oke-oke saja. Namun bersetubuh sembari disiksa, atau saya mesti menyiksa pasangan saya, saya juga akan menampik. 

Tiga th. jadi cewe bokingan sudah memberi pengalaman hidup yang besar sekali dalam diri saya. Saya memiliki buku catatan harian mengenai hidup saya. Saya senantiasa menulis pengalaman persetubuhan saya dengan berbagai macam orang, suku bangsa bahkan juga dengan lelaki dari bangsa beda (Afrika, India, Perancis, dan sebagainya). 

Namun bila sepanjang tiga th. saya menekuni profesi saya itu lahir dua orang anak manusia, (semasing berusia 2 th. 3 bln. serta satunya sekali lagi 1 th.), pastinya saya tidak dapat bahkan juga mustahil ketahui siapa ayah semasing anak itu. Coba dihitung, bila dalam satu minggu saya disetubuhi oleh minimum 10 orang, dalam 1 bln. ada 30 orang yang memarkir kemaluannya di kemaluan saya (1 minggu waktu menstruasi, saya libur). 

Namun ini tidak bermakna anak itu tanpa ada ayah. Resminya anak itu yaitu anak Pak Fahri (nama samaran). Dia yaitu boss tempat saya dengan resmi bekerja. Seseorang notaris serta saat ini tengah meniti buka kantor pengacara. Pekerjaan resmi (pekerjaan tidak resmi saya yaitu cewe bokingan) ini pas dengan pendidikan saya. Saya, mahasiswa tingkat paling akhir Fakultas Hukum satu diantara kampus swasta, jurusan hukum perdata. 

Namun nanti saya kepingin jadi notaris, seperti Pak Fahri ini. Sebenarnya saya ditawari Pak Fahri untuk mengatasi kantor pengacara yang juga akan dibangunnya barusan. Namun saya tidak ingin. Menurut persepsi saya (semoga persepsi saya salah) dunia peradilan di negeri kita masih tetap semrawut. 

Mafia, nepotisme, sogok, intimidasi masih tetap kental memberi warna dunia peradilan kita. Dari yang di daerah hingga ke Mahkamah Agung (ini kata majalah Tempo loh). Namun sudahlah itu bukanlah masalah saya. Lantas darimana saya kenal dengan Pak Fahri? Itu berlangsung pada th. pertama saya jadi cewe bokingan. 

Saat itu saya hamil 2 bln.. Kebetulan Pak Fahri mem-booking saya. Sesudah usai nikmati badan serta kemaluan saya sepuasnya, saya muntah-muntah. Itu berlangsung saat saya bangun pagi. Dia ajukan pertanyaan apa saya hamil. Saya jawab iya. Lantas dia ajukan pertanyaan siapa bapaknya. “Ya entahlah”, jawab saya. Saat tersebut dia menawari pekerjaan buat saya, kesediaan untuk dengan resmi jadi suami saya serta pastinya melegalisir bayi yang juga akan saya lahirkan. 

Saya tidak paham bagaimana dia mengurusi tetek bengeknya di kantor catatan sipil serta bagaimana dia bisa menjinakkan isterinya. Yang pasti kemudian setiap hari Selasa serta Kamis saya berkantor di kantor Pak Fahri. Lantas apa keuntungan Pak Fahri? Ya tentu ada. Setiap hari Selasa serta Kamis, dia juga akan sarapan ke-2. 

Dari mulai menciumi, meraba-raba tubuh serta buah dada, serta paling akhir menyutubuhi. Terkadang saya jadi tidak pernah bekerja karna senantiasa dikerjai oleh suami saya itu. (Bangunan yang digunakan jadi kamar kerja Pak Fahri serta saya terpisah dengan bangunan untuk ruangan kerja stafnya). 

Muka saya memanglah cantik. Tinggi serta berat cocok, bahkan juga berat tubuh diatas angka baik, tetapi berkesan seksi. Buah dada cukup besar, namun tidak kebesaran seperti wanita yang melakukan operasi plastik dengan mengganjal buah dadanya dengan silikon. 

Kata orang saya cukup seksi namun dari sikap serta tampilan keseharian juga berkesan cerdas. Secara singkat, bila ada wanita laris disewa Rp 1, 6 juta sekali gunakan, pikirkan sendiri bagaimana tampilan, penghidangan serta rasa-rasanya. Baiklah paling akhir saya katakan mengenai pengawal saya, atau bodyguard saya. 

Namanya Yuda. Saya umum menyebutnya Dik Yuda, karna memanglah usianya baru 21 th., tiga th. lebih muda dari saya. Orangnya tinggi, atletis dengan potongan rambut cepak, serta penampilannya seperti militer. 

Konon tuturnya, setelah lulus SLTA Yuda sempat ikuti tes masuk di AKMIL, namun jatuh pada tes psikologi step 2. Orangnya sopan (asli dari Klaten, Jawa Tengah) serta disiplin, dia sangat setia pada saya (saya seringkali mengetes kesetiaannya itu). Yuda telah saya anggap adik sendiri. 

Jadi sopir pribadi, mengurusi pembayaran kontrak, mengatur saat kerja, membuat perlindungan dari beragam pemerasan oknum keamanan dsb, pokoknya seperti sekretaris pribadi. Cuma saja dia tidak tinggal serumah dengan saya. Saya kontrakkan dekat dengan tempat tinggal saya. Diluar itu dia masih tetap ikuti kuliah di Kampus Terbuka, Fakultas Hukum. Lantas berapakah upahnya? Itu rahasia perusahaan. 

Namun yang pasti, jadi seseorang penjaga putri cantik, atau penjaga “kebun wisata”, sekali saat dia saya berikan peluang untuk mencicipi atau nikmati keSantian “kebun” itu. Awal mula dia memanglah menampik. 

Itu berlangsung disuatu malam minggu dirumah. Dia saya panggil, saya minta dia memijati tubuh saya. Dia menurut. Saya cuma kenakan gaun malam tidak tebal dengan celana dalam serta BH yang siap dilepaskan. Awal mula kaki saya dipijatnya bebrapa perlahan, enak sekali rasa-rasanya. 

Rasa-rasanya tangannya memiliki bakat untuk memijit. Lalu naik ke betis, yang kiri lalu yang kanan. “Dasternya ditarik ke atas saja Dik Yuda”, kata saya saat dia mulai memijat pantat. Saya berniat memancing nafsu seksnya sedikit untuk sedikit. 

Sesaat nafsu saya telah mulai terbangun dengan pemijatan pada pantat barusan. Pantat saya diputar-putar, serta nafsu sex saya makin bertambah. Selalu pemijatan pada pinggang, lantas punggung. Pada pemijatan di punggung kancing BH saya terlepas, hingga semua punggung bisa dipijat dengan rata tidak ada rintangan. 

Saat Yuda memijat leher, dia terlhat begitu waspada. Sesudah saya membalikkan tubuh, Yuda juga akan mulai memijat dari kaki. Namun saya menyebutkan supaya dari atas dahulu. Rupanya dia bingung juga bila dari atas mulai darimana kepala atau leher, walau sebenarnya dada saya telah terbuka hingga ke-2 bukit kembar yang putih serta kekar itu terbuka serta merangsang yang memandangnya. Belum juga hingga dia menjawab pertanyaan saya, saya telah menyebutkan, 

“Dik Yuda, Mbak Santi di cium dahulu yach! ” 
“Ach tidak Mbak janganlah. ” 
“Lho mengapa? Dik Yuda tidak sayang sama Mbak ya? ” 

Tanpa ada menanti jawaban, saya sambar leher Yuda, saya peluk kuat-kuat, saya cium bibirnya. Dengan ke-2 kaki saya, badannya saya telikung, saya sekap. Dia tampak gelagapan juga. Lama leher serta kepala Dik Yuda dalam dekapan saya. Rasa-rasanya seperti menaklukkan anak kecil dalam pergulatan karna Dik Yuda nyatanya diam saja. Baru sesudah lima menit, Dik Yuda memberi perlawanan. Pelukan saya bebaskan. 

Dia mulai mencium lembut pipi saya, turun ke dagu, lantas dada, diantara ke-2 buah dada saya. Disapunya dengan bibirnya semuanya daerah peka di sekitaran mulut, dada serta leher. Saya nikmati benar ciuman ini. Terlebih sesudah bibirnya turun ke bawah di sekitaran pusat, pangkal paha serta sekitaran kemaluan saya. 

Tanpa ada saya sadari badan saya meliuk-liuk, ikuti serta nikmati rangsangan erotis yang mengalir di semua badan. Kemaluan saya mulai basah, menunggu suatu hal yang juga akan masuk. Sesudah senang diciumi, saya berbisik, “Dik Yuda, masukan saat ini kemaluannya ya! Saya telah tidak tahan…” Dia lantas berdiri serta mulai melepas, pakaian, celana, kaus pakaian serta paling akhir celana dalamnya. 

Saat ini penisnya tampak utuh putih kehitaman, dengan semprotat urat-urat kecil di sekitaran pangkalnya. Ujungnya seperti ujung bambu runcing, lebih panjang sisi bawah. Penis itu mencuat ke atas, membuat pojok kurang lebih 30 derajat dengan bagian horisontal. 

Pelan-pelan penis itu mulai ditelusupkan diantara bibir kemaluan saya. Kemudian ditarik dengan bebrapa perlahan. Kemaluannya serta kemaluan saya bisa dimisalkan dua kutub magnit, pergesekannya menghidupkan arus listrik yang merambat dari kemaluan keseluruh badan, juga dari kemaluannya serta memberi rasa nikmat yang begitu pada pasangan yang tengah ber-charging itu. Gosokan kemaluan Yuda yang makin cepat buat semua badan saya seperti terserang listrik. 

Baca Juga : 

No comments:

Post a Comment

About

authorHello, saya wilvia novy disini saya akan membagi pengalaman sex saya dan pengalam sex rekan saya. Penasaran dengan ceritanya baca terus ya di cerita dewasaenak.blogspot.com
Learn More →



Tags