Sunday, March 25, 2018

Kisah Seks Tante dan Keponakan Lugu


Kisah Seks Tante dan Keponakan Lugu
Cerita ini tentang cerita porno tapi yang melakukan adalah anak umur yang masih 10 tahun, awal cerita gini suatu hari Yosep (10 tahun) yang merupakan masih saudara dari tante Hanny, dia baru kelas 4 SD, karena hari itu hari minggu si Yosep sedang tongkrong di teras rumah, karena kedua orangtuanya pergi jadi Yosep sendirian dirumah karena dia juga anak tunggal.

Ternyata Yosep yang sedang duduk didepan teras rumah asyik membaca novel yang seharusnya boleh dibaca oleh orang dewasa, kemudian datanglah seorang wanita yang cantik anggun dan menawan dan mempunyai body yang seksi.

“Eh, Tante Hanny. Mama belum pulang tuh!” jawab Yosep sambil menyembunyikan novel yang dibacanya ke belakang tubuhnya.


Tante Hanny, adik ayah Yosep, baru saja bercerai dengan suaminya.

“Eh, Yosep baca apa sih? Kok pake di umpet-umpetin segala? Tante boleh lihat nggak?”

Setelah dibujuk-bujuk, Yosep mau menyerahkan novel itu kepada Tante Hanny.

“Astaga, Yosep. Masih kecil bacaannya ginian!”, seru Tante Hanny setelah melihat sampul buku yang bergambarkan seorang gadis muda dengan busana yang sangat minim dan pose yang menggiurkan.

Tante Hanny lalu membolak-balik halaman novel itu. Saat membaca bagian di mana terdapat adegan yang merangsang dalam buku itu, sekilas terjadi perubahan pada wajahnya.

“Sep, daripada kamu sendirian di sini, lebih baik ke rumah Tante yuk!”, ajak Tante Hanny.

“Tapi, Tante, Yosep disuruh Mama jaga rumah”.

“Alaa, tinggal kunci pintu saja sudah”, kata Tante Hanny sambil mengunci pintu rumah lalu ia menarik tangan Yosep ke mobilnya.

Mobil Tante Hanny sudah meluncur di jalan raya menuju rumahnya. Sebentar-sebentar ia menoleh ke arah Yosep yang duduk di sampingnya.

“Masih kecil sudah ganteng begini”, gumam Tante Hanny dalam hati.

Ia menggerakkan tangannya meremas-remas kemaluan bocah yang masih hijau itu.

“Aduh, Tante. Geli ah”, kata Yosep.

Tante Hanny tersenyum penuh arti. Mobil sudah tiba di depan rumahnya yang megah bak istana di seberang danau Sunter. Tante Hanny usianya sudah mencapai tiga puluh dua tahun, tapi penampilannya masih seperti gadis berusia dua puluh tahunan berkat giatnya ia mengikuti senam aerobik di sebuah klub kebugaran beken di Jakarta.

Wajahnya yang cantik ditambah dengan tubuhnya yang bahenol serta seksi. Payudaranya yang besar memang amat menawan, apalagi dia sekarang seorang janda. Sudah banyak lelaki yang mencoba merebut hatinya, tapi semua itu ditolaknya mentah-mentah.

Menurutnya mereka hanya menginginkan hartanya saja. Tante Hanny memang kaya raya, mobil mewahnya ada beberapa buah dari model yang mutakhir lagi. Rumahnya mentereng, di kawasan perumahan elite lagi.

Itu semua berkat kerja kerasnya sebagai direktris sebuah perusahaan asuransi papan atas. Oh ya, Tante Hanny mempunyai seorang anak gadis bernama Andriana, putri satu-satunya, tapi biasa dipanggil Andri saja.’

Cerita Sex Terkait : Desahan Tante Meysa Yang Menggairahkan

Gadis manis ini duduk di kelas dua sebuah SMP swasta top di daerah Kelapa Gading. Pada usianya yang baru menginjak empat belas tahun ini, tubuh Andri sedang mekar-mekarnya.

Payudara remajanya sudah ranum sekali, berukuran lebih besar daripada gadis-gadis sebayanya, laksana payudara gadis berusia tujuh belas tahun. Mungkin kemontokannya ini warisan dari ibunya.

Tapi Andri memang anak yang agak kurang pergaulan alias kuper karena kebebasannya dibatasi dengan ketat oleh ibunya, yang kuatir ada pihak-pihak yang memanfaatkan kemolekan tubuh anaknya tersebut.

Sama sekali Andri belum pernah merasakan apa artinya itu cinta. Padahal banyak sudah cowok yang naksir dia. Namun Andri belum sadar akan cinta.

“Sep, badan Tante pegal nih. Tolong pijatin ya”, kata Tante Hanny sambil mengajak Yosep ke kamar tidurnya.

Tante Hanny membuka busananya. Lalu ia membaringkan tubuhnya yang telanjang bulat tengkurap di ranjang. Yosep masih lugu sekali. Ia belum tahu apa-apa tentang keindahan tubuh wanita.

“Tante kok buka baju? Kepanasan ya?”, tanya Yosep dengan polosnya.

Tante Hanny mengangguk. Lalu Yosep memijati tubuh Tante Hanny. Mula-mula punggungnya. Lalu turun ke bawah. Tante Hanny mendesah sewaktu tangan mungil Yosep memijati gumpalan pantatnya yang montok.

“Tante, kenapa? Sakit ya?”, tanya Yosep lugu.

Mula Tante Hanny memerah. Dia duduk di atas ranjang. Tangannya menarik tangan Yosep ke payudaranya.

“Tante, ini apaan? Kok empuk amat sih?”, tanya Yosep, tangannya menjamah payudara tantenya.

Tante Hanny mulai bangkit nafsu birahinya. “Ini namanya payudara, Sep”.

“Kok Tante punya sih? Yosep nggak ada?”.

“Yosep, Yosep. Kamu bukan cewek. Semua cewek kalau udah gede pasti akan punya payudara. Payudara adalah lambang keindahan tubuh wanita”, Tante Hanny menjelaskan dengan bahasa yang terlalu tinggi bagi anak seusia Yosep.

“Lalu pentilan ini apa namanya?”, tanya Yosep sambil memijit puting susu tantenya.

Tante Hanny sedikit menggelinjang terangsang.

“Ah.., Ini namanya puting susu. Semua wanita juga mempunyai puting susu. Mamamu juga punya. Dulu waktu kamu masih bayi, kamu minum susu dari sini”.

“Masa sih Tante. Biasanya kan susu dari sapi?”

“Mau nyobain nih kalo kamu nggak percaya.

Sini deh kamu isap puting susu Tante!”.

Yosep kecil mendekatkan mulutnya pada payudara Tante Hanny lalu diisapnya puting susunya.

“Ih, Tante bohong. Kok nggak keluar apa-apa?”, kata Yosep sambil terus menyedoti puting susu Tante Hanny yang tinggi menegang itu.

Tapi tantenya nampaknya tidak mempedulikan perkataan keponakannya itu.

“Teruskan.., Sep.., Sedot terus.., Ouuhh..”, kata Tante Hanny bernafsu.

Karena merasa mendapat mainan baru, Yoseppun menurut. Dengan ganasnya ia menyedot-nyedot puting susunya. Tante Hanny menggerinjal-gerinjal. Tak sengaja tangannya menyenggol gelas yang ada di meja di dekatnya, sehingga isinya tumpah membasahi bahu dan celana pendek Yosep.

“Ya, Tante. Pakaian Yosep basah deh!”, kata Yosep sambil melepaskan isapannya pada puting susu Tante Hanny.

“Ya, Yosep. Kamu buka baju dulu deh. Nanti Tante ambilkan baju ganti. Siapa tahu ada yang pas buat kamu”, kata Tante Hanny sambil beranjak ke luar kamar tidur.

Sempat dilihatnya tubuh telanjang Yosep. Dikenalkannya pakaiannya lagi. Tante Hanny pergi ke kamar anaknya, Andri, yang baru saja pulang dari sekolah.

“Dri”. “Apa, Ma?”, tanya Andri yang masih memakai baju seragam. Blus putih dan rok berwarna biru.

“Kamu punya baju yang sudah nggak kamu pakai lagi nggak?”.

“Ngg.., Ada Ma. Tunggu sebentar”, Andri mengeluarkan daster yang sudah kekecilan buat tubuhnya dari dalam lemari pakaiannya.

“Buat apa sih, Ma?”, kata Andri seraya menyerahkan dasternya kepada ibunya.


“Itu, buat si Yosep. Tadi pakaiannya basah ketumpahan air minum”.

“Yosep datang ke sini, Ma? Sekarang dia di mana?”.

“Sudah! Kamu belajar dulu. Nanti Yosep akan Mama suruh ke sini!”.

“Ya.., Mama!” Gerutu Andri kesal. Ibunya tak mengindahkannya. Andri senang pada Yosep karena ia sering saling menukar permainan komputer dengannya. Tapi Andri keras kepala. Setelah jarak ibunya cukup jauh, diam-diam ia membuntuti dari belakang tanpa ketahuan.

Sampai di depan kamar ibunya, Andri mengintip ke dalam melalui pintu yang sedikit terbuka. Dilihatnya ibunya sedang berbicara dengan Yosep.

“Yosep, coba kamu pake baju ini dulu. Bajunya Andri, sambil nunggu pakaian kamu kering”, kata Tante Hanny sambil memberikan daster milik Andri kepada Yosep.

“Ya, Tante. Yosep nggak mau pake baju ini. Ini kan baju perempuan! Nanti Yosep jadi punya payudara kayak perempuan. Yosep nggak mau!”.

“Nggak mau ya sudah!”, kata Tante Hanny sambil tersenyum penuh arti. Kebetulan, batinnya. Kemudian ia menanggalkan busananya kembali.

“Kalo yang ini apa namanya, Tom?”, tanya Tante Hanny sambil menunjuk batang kemaluan Yosep yang masih kecil.

“Kata Papa, ini namanya burung”, jawab Yosep polos.

“Yosep tahu nggak, burung Yosep itu gunanya buat apa?”.

“Buat pipis, Tante”.

“Bener, tapi bukan buat itu aja. Kamu bisa menggunakannya untuk yang lain lagi. Tapi itu nanti kalo kamu sudah gede”.

Andri heran melihat ibunya telanjang bulat di depan Yosep. Semakin heran lagi melihat mulut ibunya mengulum batang kemaluannya.

Rasanya dulu ibunya pernah melakukan hal yang sama pada kemaluan ayahnya. Semua itu dilihatnya keHanny kebetulan ia mengintip dari lubang kunci pintu kamar ibunya. Kenapa ya burung si Yosep itu, pikir Andri.

“Enak kan, Sep, begini?”, tanya Tante Hanny sembari menjilati ujung batang kemaluan Yosep.

“Enak, Tante, tapi geli!”, jawab Yosep meringis kegelian.

“Kamu mau yang lebih nikmat nggak?”.

“Mau! Mau, Tante!”. “Kalau mau, ini di pantat Tante ada gua.

Coba kamu masukkan burung kamu ke dalamnya. Terus sodok keras-keras. Pasti nikmat deh”, kata Tante Hanny menunjuk selangkangannya.

“Cobain dong, Tante”, Tante Hanny menyodokkan pantatnya ke depan Yosep.

Yosep dengan takut-takut memasukkan “burung”nya ke dalam liang vagina Tante Hanny. Kemudian disodoknya dengan keras.

Tante Hanny menjerit kecil ke dinding “gua”nya bergesekkan dengan “burung” Yosep.

Andri yang masih mengintip bertambah heran. Ia tidak mengerti apa yang dilakukan ibunya sampai menjerit begitu.

Tapi Andri segera berlari kembali ke kamarnya ia melihat ibunya bangkit dan berjalan ke arah pintu, diikuti oleh Yosep yang hanya memakai celana dalam ibunya.

Sampai di kamarnya, Andri berbaring di ranjang membaca buku fisikanya.

Yosep muncul di pintu kamar.

“Mbak Andri. Kata Tante tadi Mbak mau cari Yosep ya?”.

“Iya, kamu bawa game baru nggak?”, tanya Andri. Yosep menggeleng.

“Eh, Sep. Ngomong-ngomong tadi kamu ngapain sama mamaku?”.

“Nah ya, Mbak tadi ngintip ya? Pokoknya tadi nikmat deh, Mbak!”, kata Yosep berapi-api sambil mengacungkan jempolnya.

“Enak gimana?”, Andri bertanya penasaran.

“Mbak mau ngerasain?”.

“Mau, Sep”. “Kalo begitu, Mbak buka baju juga kayak Tante tadi”, kata Yosep.

“Buka baju?”, tanya Andri, “Malu dong!”.

Akhirnya dengan malu-malu, gadis manis itu mau membuka blus, rok, BH, dan celana dalamnya hingga telanjang bulat. Yosep tidak terangsang melihat tubuh mulus yang membentang di depannya.

Payudara ranum yang putih dan masih kencang dengan puting susu kemerahan, paha yang putih dan mulut, pantat yang montok. Masih kecil sih Yosep! “Bener kata Tante. Mbak Andri juga punya payudara.

Tapi punyanya Tante lebih gede dari punya Mbak. Pentilnya Mbak juga nggak tinggi kayak Tante”, Yosep menyamakan payudara dan puting susu Andri dengan milik ibunya.

“Pentil Mbak keluar susu, nggak?”.

“Nggak tahu tuh, Sep, Nggak pernah ngerasain sih!”, kata Andri lugu.

“Pentilnya Tante nggak bisa ngeluarin apa-apa, payah!”.

“Masak sih bisa keluar susu dari pentilku?”, kata Andri tidak percaya sambil memandangi puting susunya yang sudah meninggi meskipun belum setinggi milik ibunya.

“Mbak nggak percaya? Mau dibuktiin?”.

“Boleh!”, kata Andri sambil menyodorkan payudaranya yang ranum. Mulut Yosep langsung menyambarnya. Diisap-isapnya puting susu Andri, membuat gadis itu menggerinjal-gerinjal kegelian.

“Ya, kok nggak ada susunya sih, Mbak?”.

“Coba kamu isap lebih keras lagi!”, kata Andri.

Yosep segera menyedoti puting susu Andri. Tapi lagi-lagi ia kecewa karena puting susu itu tidak mengeluarkan air susu. Tapi Yosep belum puas. Diisapnya puting susu Andri semakin keras, membuat gadis manis itu membelalak menahan geli.

“Nggak keluar juga ya, Sep”, tanya Andri penasaran.

“Kali kayak sapi. Harus diperas dulu baru bisa keluar susunya”, kata Yosep.

“Mungkin juga. Ayo deh coba!”, kata Andri seraya meremas-remas payudaranya sendiri seperti orang sedang memerah susu sapi.

Sementara itu Yosep masih terus mengisapi puting susunya.

Akhirnya mereka berdua putus asa.

“Kok nggak bisa keluar sih. Coba yang lain aja yuk!”, kata Yosep membuka celana dalamnya.

“Apaan tuh yang nonjol-nonjol, Sep?”, tanya Andri ingin tahu.

“Kata Papa, itu namanya burung. Cuma laki-laki yang punya.

Tapi kata Tante namanya kemaluan.

Tau yang bener yang mana!”.

“Aku nggak punya kok, Sep?”, kata Andri sambil memperhatikan daerah di bawah pusarnya. Tidak ada tonjolan apa-apa”.

“Mbak kan perempuan, jadi nggak punya. Kata Tante, anak perempuan punya.., apa tuh namanya.., va.., vagina. Katanya di pantat tempatnya.

“Di pantat? Yang mana? Yang ini? Ini kan tempat ‘eek, Sep?!”, kata Andri sambil menunjuk duburnya.

“Bukan, lubang di sebelahnya”, kata Yosep yakin.

“Yang ini?”, tanya Andri sembari membuka bibir liang vaginanya. “Kali!”.

“Jadi ini namanya vagina. ya?”, kata Andri.

“Tadi mamaku ngisep-ngisep burung kamu. Emangnya kenapa sih?”, lanjut Andri.

“Yosep juga nggak tahu, Mbak”.

“Enak kali ya?”. “Kali, tapi Yosep sih keenakan tadi”.

Tanpa rasa risih, Andri memasukkan batang kemaluan Yosep ke dalam mulutnya, lalu diisap-isapnya.

“Ah, nggak enak kok Sep. Bau!”, kata Andri sambil meludah.

“Tapi kok kudengar mamaku menjerit-jerit. Ada apaan?”, tanya Andri kemudian.

“Gara-gara Yosep masukin burung Yosep ke dalam guanya.

Nggak tahu tuh, kok tahu-tahu Tante menjerit”.

“Gua yang mana?”, Andri penasaran.

“Yang tadi tuh, Mbak. Yang namanya vagina”.

“Apa nggak sakit tuh, Tom?”.

“Sakit sih sedikit. Tapi nikmat kok. Mbak!”.

“Bener nih?”. “Bener, Mbak Andri. Yosep berani sumpah deh!”.

“Coba deh”, Andri akhirnya percaya juga.

Yosep memasukkan batang kemaluannya ke dalam liang vagina Andri yang masih sempit. Andri menyeringai.

“Sakit dikit, Sep”. Yosep menyodok-nyodokkan “burung”nya berulang kali dengan keras ke “gua” Andri.

Andri mulai menjerit-jerit kesakitan. Tapi Yosep tidak peduli karena merasa nikmat. Andri tambah menjerit dengan keras.

Mendengar lengkingan Andri, Tante Hanny berlari tergopoh-gopoh ke kamar putrinya itu.

“Dri, Andri. Kenapa kami?”, tanya Tante Hanny. Ia terkejut melihat Andri yang meronta-ronta kesakitan disetubuhi oleh Yosep kecil.


“Ya ampun, Yosep! Berhenti! Gila kamu!” teriaknya naik darah.

Apalagi setelah ia melihat darah yang mengalir dari selangkangan Andri melalui pahanya yang mulus. Astaga! Andri telah ternoda oleh anak kecil berusia sepuluh tahun, sepupunya lagi?! Putrinya yang baru berumur empat belas tahun itu sudah tidak perawan lagi?!

“Nanti aja, Tante! Enak!”. “Anak jahanam!”, teriak Tante Hanny marah.

Ia menempeleng Yosep, sehingga bocah itu hampir mental. Sementara itu, Andri langsung ambruk tak sadarkan diri. Sejak kejadian itu hubungan keluarga Yosep dengan Tante Hanny menjadi tegang.

No comments:

Post a Comment

About

authorHello, saya wilvia novy disini saya akan membagi pengalaman sex saya dan pengalam sex rekan saya. Penasaran dengan ceritanya baca terus ya di cerita dewasaenak.blogspot.com
Learn More →



Tags